Tiga Hal yang Perlu Dilakukan di Tahun Politik

politik

Indonesia memasuki tahun politik. Di tahun politik, rentan sekali terjadi perseteruan dan perpecahan di tengah masyarakat karena perbedaan politik. Berbeda dalam urusan pilihan politik adalah suatu hal yang wajar. Kalah dan menang adalah konsekwensi dari proses kompetisi.

Sebagai ikhtiar untuk menjaga kondusifitas situasi perpolitikan nasional, setidaknya ada 3 hal yang patut kita perhatikan bersama – sama.

1. Menghindari Ujaran Kebencian

Ujaran kebencian adalah ungkapan atau pernyataan yang ditujukan kepada seseorang atau kelompok tertentu dengan tujuan yang tidak baik, seperti: untuk menghina, melecehkan, atau merendahkan martabatnya. Ujaran kebencian dapat muncul berdasarkan ras, etnis, agama, perbedaan pilihan politik, gender, atau disabilitas.

Kenapa ujaran kebencian harus dihindari? Sebab ujaran kebencian dapat menimbulkan konflik, kekerasan, perseteruan hingga menimbulkan intoleransi. Jika ujaran kebencian tersebut dibiarkan begitu saja, maka dampaknya akan meningkatkan aksi intoleransi dan diskriminasi pada kelompok tertentu.

Allah Swt. berfirman:  

Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik) setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim.” (Q.S  Al-Hujurat (49): 11)

2. Menghargai Pilihan Orang Lain

Dalam bermasyarakat, kita akan selalu bertemu dengan berbagai macam orang dengan latar belakang dan pilihan yang berbeda-beda. Termasuk pilihan politik. Jika sudah demikian, kita harus bersikap dewasa, bijak dan penuh pengertian terhadap pilihan orang lain. Perbedaan pilihan bisa terjadi antara suami dengan istri, anak dengan orang tua, guru dengan murid dan tetangga dengan tetangga yang lain.

Allah berfirman dalam Q.S an-Nahl [16] : 93

وَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ يُّضِلُّ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَلَتُسْـَٔلُنَّ عَمَّا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

Artinya: “Seandainya Allah berkehendak, niscaya Dia menjadikanmu satu umat (saja). Akan tetapi, Dia menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki (berdasarkan kesiapannya untuk menerima petunjuk). Kamu pasti akan ditanya tentang apa yang kamu kerjakan.”

Perbedaan adalah kehendak Allah, tetapi Allah tidak menghendaki perbedaan tersebut sebagai sumber perpecahan dan konflik sesama manusia. Allah menghendaki perbedaan itu menjadi sumber kebaikan, sumber kemajuan dan kemaslahatan bagi peradaban umat manusia.

Karenanya, kita harus bersikap dewasa dalam menyikapi perbedaan pilihan politik dengan bijak dan kejernihan hati. Kita harus saling menghormati dan menghargai perbedaan yang ada di tengah-tengah masyarakat. Kita harus saling berlomba-lomba dalam kebajikan, bukan malah menjadi provokator dalam menimbulkan permusuhan.

3. Membangun Solidaritas

Islam selalu mengajarkan nilai-nilai kemaslahatan dalam kehidupan. Kebaikan dan kemaslahatan tersebut harus kita jaga bersama dengan wujud saling membantu yang kesusahan, menolong yang kesulitan dan saling melengkapi sesama muslim.

Rasulullah Saw. membangun solidaritas antara dua kelompok sahabat, yaitu Anshar dan Muhajirin. Tujuannya agar keduanya bisa saling membantu dan melengkapi kekurangan dan kebutuhan yang lainnya. Semua mukmin bersaudara. Gambarannya, seperti sebuah bangunan yang harus saling melengkapi, saling menguatkan dan saling membantu.

Nabi Muhammad bersabda:

إِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

Artinya, “Sungguh orang beriman terhadap orang beriman lainnya bagaikan satu bangunan, yang satu sama yang lainnya saling menguatkan.”

Itulah 3 hal sederhana yang bisa kita lakukan bersama. Mari ikuti dinamika politik dengan riang gembira dan bahagia. Semoga, siapapun yang kelak memenangkan kontestasi pemilu akan sanggup mengemban amanah kepemimpinan agar Indonesia semakin membaik dan menjadi negara yang sejahtera, adil, dan makmur. (editor:hsk)

Oleh : Abdul Maknun, S.H.,M.H
Penyuluh Agama Islam Kab. Brebes, Jawa Tengah

 

sumber: https://ipari.or.id/tiga-hal-yang-perlu-dilakukan-di-tahun-politik/

Bagikan:

Atribut IPARI

Seragam Rompi

Seragam Rompi Resmi Anggota IPARI

Beli

Pin IPARI

Pin Resmi Anggota IPARI

Beli

Seragama Batik

Seragam Batik Resmi Anggota IPARI

Beli

Seragam Jasket

Seragam Jasket Resmi Anggota IPARI

Beli